Selasa, 21 Mei 2013

Hitung-hitungan Matematis Orang Cerdas Prioritas: 1 Hari di Akhirat = 1.000 Tahun di Dunia

by: Hari Aji al Jatimi---http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/20/hitung-hitungan-matematis-orang-cerdas-prioritas-1-hari-di-akhirat-1000-tahun-di-dunia-557807.html

Orang jawa mengatakan  “wong urip iku mung mampir ngombe” , yang diartikan “orang hidup itu seperti halnya orang yang sedang mampir untuk minum” ungkapan ini mirip dengan makna ucapan Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam, beliau permah bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Bukhary

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.

Antara orang yang mampir minum dan pengembara memiliki dua kesamaan sifat  yakni suatu pekerjaan yang dilakukan dalam waktu singkat/cepat. Artinya tempo yang dijalani bersifat sementara dan tidak berlangsung lama.

Ungkapan pendek di atas memberikan pelajaran yang luas dan mendalam. Sungguh, manusia yang normal, hatinya tidak akan melekat bergantung kepada sesuatu di negeri yang asing baginya, justru hatinya akan senantiasa terikat dengan negeri asalnya. Sebagus apapun hidup terasing di negeri asing, pasti dia akan tetap berpikir bagaimana kembali kenegeri asalnya, dan memperbaiki kehidupan di negeri yang tidak asing baginya.

Membaca dan mendalami makna ungkapan orang jawa dan lebih-lebih ucapan Nabi yang mulia Rasulullah shallahu;alaihi wasallam saya jadi tertarik menghubungkannya dengan ayat berikut:


Dan sesungguhnya satu hari (menurut perhitungan) Tuhanmu adalah seperti 1000 tahun menurut perkiraanmu." [Al-Hajj ayat 47]

"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." [As-Sajdah ayat 5]

Berdasarkan 2 ayat diatas, kita bisa perkirakan perbandingan hari antara dunia dan akhirat dengan hitungan matematika dasar.

1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia
1 tahun di dunia = 365 hari
1 hari di akhirat = 365 x 1000 = 365.000 hari

Berarti satu hari di akhirat adalah 365 ribu hari di dunia.

Coba kita misalkan, jika 1 hari akhirat juga ada 24 jam, seperti di dunia.
1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia
1 hari = 24 jam
1 jam di akhirat = 1000/24 = 41,7 tahun

maka setiap jam di akhirat adalah sama dengan 41,7 tahun di dunia.

Usia harapan hidup umat nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wasallam adalah kurang lebih 60 tahun.
maka jika kita bandingkan waktu hidup di dunia dengan kehidupan akhirat.
1 jam di akhirat = 41,7 tahun
60 tahun/41,7 tahun = 1,4 jam

maka kita hanya hidup di dunia selama 1,4 jam berdasarkan hitungan akhirat

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan main-main dan senda gurau belaka. Dan sesungguhnya negeri akhirat itu adalah terlebih baik bagi orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" [Al-An’am ayat 32]
Sepenggal coretan menjelang tidur
Wallahu’alam bishowwab

Sabtu, 18 Mei 2013

Bolehkah Menerjemahkan “Keunduran/Kunduran Trek” dengan “Terundur Truk”?

Jepretan di perempatan  Ngemplak, Solo


Berangkat dari sebuah pertanyaan seorang teman yang sengaja bertanya sebuah pertanyaan yang gokills (goblog dan kills ‘membunuh).# eh…ada makna di balik istilah ternyata.

Saat itu teman penulis bertanya mengenai apa sih bahasa Indonesia (terjemahaan) ”kunduran/keunduran trek (dari bahasa Jawa)” ?

Dari pertanyaan teman tersebut penulis merasa tertantang dan merasa berkewajiban menjawab pertanyaan tersebut, walah.. maaf jika penulis sedikit esteh-12 dan sotoy? Walhasil, bukannya memikirkan jawaban dari pertanyaan, penulis malah lupa, karena kesibukannya mengerjakan skripsi (waktu itu). Maaf ya Sob belum bisa jawab!! # eh sok penting pula Si Aji ini..ck..ck..ck

Oh ya…!!! Alhamdulillah!!
Setelah beberapa tahun kemudian, setelah mendaki gunung lewati lembah penulis baru ingat akan janji yang sempat terucap. Saat ini, penulis jadi ingat sebuah peribahasa “janji adalah hutang”, untuk itu (karena takut dosa) maka penulis segera sadar dan berupaya “melunasi hutang jawaban dengan segera”.
# eh…lebay-bay sok alim pula...

Baiklah, langsung saja menuju TKP (Tempat Kejadian Prikitiewww) !!
Sebelum dianalisis dari segi ilmu morfologi (ilmu mengenai pembentukan kata) alangkah baiknya penulis membahas bentukan “keunduran trek” dari sudut pandang ilmu semantik (ilmu tentang makna).

Frase  “keunduran trek” apabila diterjemahkan secara makna kontekstual berarti suatu kejadian seseorang atau sesuatu benda secara tidak sengaja terkena hantaman bagian belakang truk yang berjalan mundur. Artinya peristiwa yang terjadi berjalan secara tidak sengaja dan tidak diinginkan.

Selain kata “keunduran”, ada lagi kata dari bahasa Jawa yang memiliki prefiks sejenis yakni di antaranya kata “kelindes”, “kepanah”, “kesabet”, “keturon”, “kepatil”, “ketujeb”, “kelelep”, “kecelup”, “ketindih” dst.. Semua bentukan prefiks ke- tersebut (dalam bahasa jawa) memiliki makna tidak sengaja. Prefiks ke- dalam bahasa Indonesia pun dapat kita jumpai namun maknanya berbeda dengan prefiks ke- di dalam bahasa Jawa. Prefiks ke- di dalam bahasa Indonesia lebih berfungsi membentuk kata benda (contoh: ketua, kekasih, kehendak) sedangkan di dalam bahasa Jawa berfungsi membentuk kata kerja/verba (bermakna tidak sengaja).

Kembali TKP, alhasil prefiks ke- (yang berarti tidak sengaja) di dalam bahasa Jawa ternyata memiliki saudara kembar yakni prefiks ter- (yang berarti tidak sengaja dalam bahasa Indonesia). Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian penulis. Contoh: “kata kelindes” apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi terlindas. Maknanya tidak sengaja menggilas/lindas sesuatu. Contoh lain: kata “kepanah” apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi-“terpanah”, kata terpanah secara morfologis diturunkan dari verba transitif “memanah-dipanah-terpanah”.

Berdasarkan beberapa dalil yang telah disampaikan, penulis mengambil suatu benang merah. Bahwa terjemahan dari frase “keunduran trek” adalah “terundur truk”. Ke di dalam bahasa Jawa=ter di dalam bahasa Indonesia, analisisnya adalah sebagai berikut terundur diturunkan dari kata undur/mundur-mengundur-terundur.

Demikian sedikit kesotoyan dari penulis yang fakir akan ilmu. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Wallahu’alam

Sumber bacaan:
1. J. S. Badudu. 1977. Pelik Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia a.k.a KBBI
3. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia


Selasa, 07 Mei 2013

(Fiksi) Sepenggal Kisah Kasih tak Sampai dari Masa ke Masa


Kasih tak sampai….tiga penggal kata penuh misteri yang terus menginspirasi  Novelis, cerpenis, maupun sinias. Ahaiiii apa pula menariknya….ck.ck..ck

Pun di negeri kita Indonesia tercinta, roman macam Siti Nurbaya, Di Bawah Lindungan Ka’bah, merupakan karya-karya fenomenal yang terus dibaca oleh penikmat sastra sepanjang masa. Bahkan pernah dibuat pula versi filemnya, ck..ck..ck

Yang menjadi  pertanyaan, mengapa tema kasih tak sampai begitu disukai pembaca, mengapa pula dari masa ke masa ada saja penikmatnya. Padahal kalau mau jujur saat kita baca kisahnya sepenggal-demi sepenggal toh bukan bahagia berbunga sakura yang dirasa (just opinion), namun justru rasa mengharu biru serta membawang bombay yang  terkondensasi dibenak pembaca. Lhadhala galau effect  nich ck..ck..ck

Sobat, nampaknya tema kasih tak sampai dilihat dari sejarahnya begitu melegenda. Di berbagai tempat dan peradaban di penjuru dunia diwarnai oleh kisah kasih tak sampai, kisah cinta yang tak direstui dengan berbagai alasan. Cinta yang terhijabi oleh keadaan yang memaksa untuk tak dipersatukan.

Dari sejarahnya tema kasih tak sampai begitu fenomenal loh sobat, lihat saja karya sastra macam kisah Pyramus dan Thisbe (mitologi Yunani), Kisah Lalila dan Majenun (dari Irak), Sampek Engtay (dari China), Romeo and Julliet, Paris and Hellen/ Perang Kuda Troya, serta yang fenomenal di negeri kita macam roman Siti Nurbaya, Di Bawah Lindungan Ka’bah….atau yang terbaru he..he…filem “Ungu Violet”, atau drama korea “Autum in my heart”.

Berikut sedikit penulis review kisah-kisah paling fenomenal berdasarkan subjektifitas penulis……

1. Pyramus dan Thisbe
Bersetting di masa pebangunan Menara Babel di negeri Babilonia, kedua insan dari keluarga yang bermusuhan ini tidak mampu menolak hasrat cinta yang timbul antara keduanya. Apa daya, kedua pihak orang tua tidak suka dan berupaya memutuskan jalinan cinta kasih mereka. Hanya sebuah tragedi, yang seharusnya hanyalah karena waktu yang tak tepat, yang bisa menyatukan keduanya di penghujung hidupnya.

2. Laila Majenun
Kisah ini diawali oleh perasaan cinta yang menggila dari seorang pemuda tampan, gagah dan penuh wibawa yang terkenal di kawasan kabilah bani amir, jazirah Arab, bernama Qais. Ia mencintai seorang wanita dari kabilah lain yang tak kalah terkenalnya, seorang wanita yang memiliki cahaya rembulan, ialah Laila. Keluarga yang tidak mengizinkan keduanya bersatu pun membuat Laila merana dan mati merana setelah pernikahan yang tak dinginkannya. Begitu pun Qais menjadi gila karena Laila. Kisah berakhir tragis dengan kematian Qais di pusara Laila. Qais mati dalam keadaan majenun alias gila karena cintanya pada Laila. Yang terkenal dari kisah ini adalah syair-syair  mabuk kepayang Qais (majenun) pada Laila.

3. Sampek Engtay
Engtay adalah seorang gadis muda dari Shangyu, Zhejiang, putri tunggal dari sebuah keluarga kaya. Ia menyamar sebagai seorang laki-laki dan pergi ke Hangzhou untuk belajar. Dalam perjalanannya, ia berkenalan dengan Sampek, yang berasal dari Kuaiji. Mereka memutuskan diri menjadi saudara angkat. Di sekolah Engtay mulai jatuh cinta dengan Sampek.Tiga tahun kemudian, Engtay menerima surat dari ayahnya yang meminta ia agar pulang secepatnya. Sebelum pergi, ia membuka kedoknya pada istri kepala sekolahnya, dan meminta agar ia memberikan sebuah kalung kepada Sampek sebagai hadiah pertunangan. Sampek mengantar Engtay pulang sejauh 18 mil. Dalam perjalanan, Engtay mendapat ide untuk menjodohkan Sampek dengan "adik perempuan"nya. Ia meminta Sampek untuk datang ke rumahnya agar ia dapat diperkenalkan dengan adik tersebut.Ketika Sampek tiba di rumah Engtay, ia akhirnya mengetahui rahasianya. Namun orangtua Engtay memaksanya untuk menikahi orang lain. Sampek sakit hati dan akhirnya meninggal dunia. Pada hari pernikahan Engtay, mereka tidak dapat pergi ke rumah mempelai laki-laki karena terhadang badai di dekat kuburan Sampek. Engtay pergi ke kuburan tersebut dan meminta agar kuburan tersebut terbuka. Tiba-tiba hal ini terjadi dan Engtay meloncat ke dalam kuburan dan bergabung dengan Sampek. 

4. Romeo and Julliet
Romeo dan Julliet adalah tragedi karya William Shakespeare yang ditulis pada awal kariernya. Tragedi ini mengisahkan sepasang mempelai muda yang saling jatuh cinta, namun terhalang karena kedua keluarga mereka saling bermusuhan. Romeo dan Julia merupakan salah satu karya Shakespeare yang paling terkenal, dan juga merupakan salah satu karyanya yang paling sering dipentaskan selain Hamlet dan Macbeth.
Romeo dan Juliliet awalnya merupakan roman tragik pada zaman kuno. Cerita Romeo dan Julia dibuat berdasarkan cerita di Italia, yang diubah menjadi sajak dalam “The Tragical History of Romeus and Juliet oleh Arthur Brooke tahun 1562, dan diceritakan kembali dalam bentuk prosa pada “Palace of Pleasure karya William Painter tahun 1582. Shakespeare meminjam ide dari keduanya, tetapi lebih mengembangkan karakter pendukung, terutamaMercutio dan Paris, untuk memperluas jalan cerita. Ditulis antara tahun 1591 hingga 1595, Romeo dan Julia pertama kali dipentaskan tahun 1597.

5. Paris dan Helen
Paris dari Troya mencintai Helen, yang adalah permaisuri dari Raja Sparta. Kecantikannya membuat ia alpa dan nekat “menculik” Helen ke Troya. Keduanya memang saling jatuh cinta, tapi apa daya ikatan itu memang tak seharusnya ada. Takdir besar pun terjadi berawal dari kisah keduanya, sebuah perang besar kolosal yang mengoyak dan akhirnya meruntuhkan kejayaanSparta. Karena wanita, runtuhlah sebuah kerajaan raksasa. Karena wanita pula, muncul cerita kolosal tentang Perang Troya dan Taktik Kuda Troya nan legendaris itu.


6. Siti Nurbaya
Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai (sering disingkat Sitti Nurbaya atau Siti Nurbaya; Ejaan Republik Sitti Noerbaja) adalah sebuah novel Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli. Novel ini diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit nasional negeri Hindia Belanda, pada tahun 1922. Penulisnya dipengaruhi oleh perselisihan antara kebudayaan Minangkabau dari Sumatera bagian barat dan penjajah Belanda, yang sudah menguasai Indonesia sejak abad ke-17. Pengaruh lain barangkali pengalaman buruk Rusli dengan keluarganya; setelah memilih perempuan Sundauntuk menjadi istrinya, keluarganya menyuruh Rusli kembali ke Padang dan menikah dengan perempuan Minang yang dipilihkan.
Sitti Nurbaya menceritakan cinta remaja antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya, yang hendak menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsu dipaksa pergi ke Batavia. Belum lama kemudian, Nurbaya menawarkan diri untuk menikah dengan Datuk Meringgih (yang kaya tapi kasar) sebagai cara untuk ayahnya hidup bebas dari utang; Nurbaya kemudian dibunuh oleh Meringgih. Pada akhir cerita Samsu, yang menjadi anggota tentara kolonial Belanda, membunuh Meringgih dalam suatu revolusi lalu meninggal akibat lukanya.
Ditulis dalam bahasa Melayu yang baku dan termasuk teknik penceritaan tradisional seperti pantun, novel Sitti Nurbaya menyinggung temakolonialisme, kawin paksa, dan kemodernan. Novel yang disambut baik pada saat penerbitan pertamanya ini sampai sekarang masih dipelajari diSMA-SMA se-Nusantara.

7. Di Bawah Lindungan Ka'bah 
Adalah novel sekaligus karya sastra klasik Indonesia yang ditulis oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau lebih dikenal dengan Hamka. Novel ini diterbitkan pada tahun 1938 oleh Balai Pustaka, penerbit nasional Hindia-Belanda.
Novel ini menceritakan tentang kisah percintaan antara Hamid dan Zainab, yang sama-sama jatuh cinta tetapi terpisah mulai dari karena perbedaanlatar belakang sosial hingga Zainab yang dihadapkan oleh permintaan ibunya agar menikah dengan laki-laki yang telah dipilihkan. Pada akhir cerita, Hamid memutuskan pergi ke Mekkah, kemudian terus beribadah hingga akhirnya meninggal di hadapan Ka'bah setelah mengetahui Zainab meninggal.
Novel ini disambut baik dari berbagai kalangan, bahkan hingga saat ini telah diadaptasikan menjadi film sebanyak dua kali, masing-masing dengan judul yang sama yaitu pada tahun 1981 dan 2011.

8. Ungu Violet (Film dan Novel)
Lando (Ricky Hanggono) adalah seorang fotografer yang baru saja ditinggal tunangannya. Dalam kegalauannya itu, dia bertemu dengan seorang gadis penjaga tiket Busway bernama Kalin (Dian Sastrowardoyo). Lando pun kembali menemukan gairah hidupnya. Tapi hal ini tidak berlangsung lama, karena tanpa alasan yang jelas Lando meninggalkan Kalin begitu saja, yang membuat Kalin marah dan sakit hati.
Waktu terus berlalu, Lando yang tetap dengan kegalauannya mendapatkan Kalin sekarang telah menjadi seorang pesohor, dan melihat kehadiran Kalin di mana-mana.
Muncul kerinduan dan keinginan untuk menemui Kalin kembali dan menjelaskan alasannya pergi dahulu. Akhirnya kesempatan itu diperolehnya; dia berhasil menemui Kalin, tapi lagi-lagi pertemuan ini berakhir dengan tragis karena Kalin mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dia menjadi buta. Walaupun kemudian Kalin mendapatkan donor untuk kornea matanya yang membuat dia bisa melihat kembali, tetapi dia tidak melihat kehadiran Lando yang sebenarnya sangat dia cintai.

9. Autum in My Heart
Autumn in My Heart , juga dikenal dengan Autumn Fairy Tale atau Autumn Tale) adalah drama televisi percintaan Korea Selatan tahun 2000, dibintangi oleh Song Seung-heon, Song Hye-kyo dan Won Bin. Drama ini ditayangkan di Korean Broadcasting System (KBS) dari tanggal 18 September sampai 7 November 2000 pada hari Senin dan Selasa pukul 21:55 dan memiliki 16 episode.
Drama ini adalah seri pertama dari kuadrilogi Endless Love, yang diikuti oleh Winter Sonata (2002), Summer Scent (2003) dan Spring Waltz (2006)
Cerita dimulai dengan seorang balita bernama Yoon Joon-suh yang menyebabkan bertukarnya adiknya dan bayi lain ketika ia menjatuhkan tag nama pada dua boks bayi di kamar bayi rumah sakit. Seorang perawat yang kemudian datang menaruh kembali tag nama tersebut secara keliru. Cerita kemudian beralih pada tahun-tahun remaja dari dua karakter utama: Yoon Joon-suh (Choi Woo-hyuk) dan Yoon Eun-suh (Moon Geun-young).
Singkat cerita : Yoon Eun-suh (Moon Geun-young) Yoon Joon-suh (Choi Woo-hyuk) kakak beradik yang tak memiliki hubungan darah saling mencinta. Masa lalu yang pernah bersaudara berubah menjadi cinta. Cinta yang tak direstui keluarga. Cinta yang di akhir cerita berakhir dramatis mengharu biru dengan kematian Yoon Eun-suh di hadapan Yoon Joon-suh.
-----------------------------------------------‘’------------------------------------------------------------
Kesembilan kisah di atas hanyalah sekeping kisah dari seutuh rangkaian sejarah kesusatraan dunia. Entah itu beranjak dari kisah nyata atau fiksi, yang jelas ada saja dari setiap masa  inspirasi yang digali dari tiga penggal kata misterius-- 1kasih –2tak-- 3sampai.  

Mengulang pertanyaan di awal  mengapa tema kasih tak sampai begitu disukai pembaca, mengapa pula dari masa ke masa ada saja penikmatnya? Padahal kalau mau jujur saat kita baca kisahnya sepenggal-demi sepenggal toh bukan bahagia berbunga sakura yang dirasa (just opinion), namun justru rasa sedih mengharu biru serta membawang Bombay yang  terkondensasi dibenak pembaca.

So, dari pada galau melihat atau membaca hal-hal kurang berfaidah, lebih baik gunakanlah waktu kalian untuk membaca ayat suci Al Qur'an, selain berpahala di dalamnya terdapat cerita-cerita yang dapat dijadikan sebagai ibrah/pelajaran.


 berikut Cara cepat Move On