1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Contoh :
Baku--Ibu---Tidak baku--nyokap; Baku--dilihat---Tidak baku---dilihatin; Baku--Buku adik kemarin tertinggal di kelas---Tidak baku--Bukunya adik tertinggal di kelas. (Penggunaan -nya terpengaruh pola bahasa Jawa--Bukune adik keri neng kelas)
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Contoh:
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Contoh
Baku Tidak Baku
4. Pemakaian imbuhan secara ekplisit
Contoh: Baku--menyerang---Tidak baku serang
5. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu
Contoh :
Mengapa--bentuk berulang kali salah, sebab bentuk ini sebetulnya berasal dari dua bentuk kelompok kata yang berbeda yakni bentuk (1) berkali-kali, (2) berulang-ulang (gabungan yang tidak dibenarkan secara kaidah)
6. Tidak mengandung pleonasme/berlebihan
Contoh:
7. Tidak mengandung hiperkorek/over elegant-
Contoh:
Referensi
Ahmad Iskak, Yustinah. 2008.Bahasa Indonesia Tataran Semenjana.Jakarta:
Erlangga.
J.S. Badudu.1982. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung:
Pustaka Prima.
Contoh :
Baku--Ibu---Tidak baku--nyokap; Baku--dilihat---Tidak baku---dilihatin; Baku--Buku adik kemarin tertinggal di kelas---Tidak baku--Bukunya adik tertinggal di kelas. (Penggunaan -nya terpengaruh pola bahasa Jawa--Bukune adik keri neng kelas)
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Contoh:
- Baku--Di sana tempat Kipli bermukim---Tidak baku--Di sana tempat di mana Kipli bermukim.
- Baku--kesempatan lain---Tidak Baku--lain kesempatan
- Baku--Peristiwa yang dulu pernah kita bicarakan---Tidak baku--Peristiwa yang mana dulu pernah kita bicarakan
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Contoh
Baku Tidak Baku
- dengan sama
- mengapa ngapa
- memberi kasih
- tidak nggak
- tetapi tapi
4. Pemakaian imbuhan secara ekplisit
Contoh: Baku--menyerang---Tidak baku serang
5. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu
Contoh :
- Baku : berkali-kali
- Tidak baku : berulang kali
Mengapa--bentuk berulang kali salah, sebab bentuk ini sebetulnya berasal dari dua bentuk kelompok kata yang berbeda yakni bentuk (1) berkali-kali, (2) berulang-ulang (gabungan yang tidak dibenarkan secara kaidah)
6. Tidak mengandung pleonasme/berlebihan
Contoh:
- Baku Tidak baku
- maju maju ke depan
- mundur mundur ke belakang
- para ibu para ibu-ibu
7. Tidak mengandung hiperkorek/over elegant-
Mencoba membetulkan bentuk yang sudah benar yang menyebabkan bentuk yang sudah benar menjadi salah.
- Baku Tidak Baku
- sah syah
- insaf insyaf
- teladan tauladan
- nafsu napsu
Referensi
Ahmad Iskak, Yustinah. 2008.Bahasa Indonesia Tataran Semenjana.Jakarta:
Erlangga.
J.S. Badudu.1982. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung:
Pustaka Prima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar