Senin, 08 Agustus 2011

Jenis-jens Paragraf

Paragraf Berdasarkan Pola Penalaran
Berdasarkan pola penalarannya, paragraf dibedakan menjadi dua, yaitu paragraf deduktif dan paragraf induktif, namun dalam kenyataannya kombinasi dari keduanya seringkali di munculkan(paragraf deduktif-induktif, induktif-deduktif). Untuk mengetahui pola pengembangan paragraf, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan gagasan pokok paragraf. Jika gagasan pokok terletak di awal paragraf, maka paragraf tersebut merupakan paragraf deduktif; jika gagasan pokok terletak di akhir paragraf, maka paragraf tersebut merupakan paragraf induktif.
Agar lebih memahami pengertian paragraf deduktif dan induktif, perhatikan paragraf berikut!
    Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,masyarakat, dan orang tua siswa. Pemerintah bertanggung jawab dalam hal menemukan kurikulum, menyediakan gedung sekolah, dan mengankat sataf pengajar serta staf tata laksaana sekolah. Masyarakat bertanggung jawab dalam menyediakan lahan untuk membangun sekolah, menjaga keharmonisan dengan cara tidak mengganggu kegiatan belajar di sekolah, dan bersedia dijadikan stakeholder jika sekolah memerlukan bantuannya untuk berpraktik di masyarakat. Begitu pun orang tua siswa, banyak peran dan tanggung jawabnya dalam membiayai anaknya bersekolah.
    Paragraf di atas dimulai dengan suatu pernyataan umum: Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,masyarakat, dan orang tua siswa. Pernyataan umum itu kemudian dirinci melalui pernyataan-pernyataan penjelas: 1) Pemerintah bertanggung jawab dalam hal menemukan kurikulum, menyediakan gedung sekolah, dan mengankat sataf pengajar serta staf tata laksaana sekolah. 2) Masyarakat bertanggung jawab dalam menyediakan lahan untuk membangun sekolah, menjaga keharmonisan dengan cara tidak mengganggu kegiatan belajar di sekolah, dan bersedia dijadikan stakeholder jika sekolah memerlukan bantuannya untuk berpraktik di masyarakat. 3) Begitu pun orang tua siswa, banyak peran dan tanggung jawabnya dalam membiayai anaknya bersekolah. Paragraf yang dimulai dari pernyataan umum dan dijelaskan dengan pernyataan khusus seperti contoh di atas adalah paragraf deduktif. karena itu, paragraf deduktif juga disebut dengan paragraf berpola penalaran umum khusus. 
Sekarang, perhatikan contoh paragraf berikut!
    Setiap pagi Amin memulai harinya dengan bangun pukul 04.00. Begitu bangun, ia langsung mandi. Ussai mandi dan berpakaian siap salat, ia pergi ke masjid untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah bersama masyarakat di lingkunannya. Pulang dari salat Subuh, ia langsung membereskan kamar, menyapu lantai, mencuci pakaiannya, dan menyiapkan sarapan pagi. Setelah segalanya beres, barulah ia bersiap-siap pergi ke sekolahnya. Ternyata, Amin memang anak yang rajin dan patut dicontoh.
    Berbeda dengan paragraf sebelumnya, gagasan utama paragraf di atas terletak di akhir paragraf: Amin memang anak yang rajin dan patut dicontoh. Gagasan utama tersebut merupakan pernyataan yang bersifat umum. Sementara itu, pernyataaan yang bersifat khusus terletak di awal paragraf dan merupakan gagasan penjelas. Paagraf yang dimulai dari pernyataan khusus dan dilanjutkan dengan pernyataan umum seperti contoh di atas adalah paragraf induktif. Karena itu, paragraf induktif juga disebut dengan paragraf berpola penalaran khusus-umum. 
Paragraf Berdasarkan Gaya atau Corak

1.  Paragraf Kisahan (Narasi)
Paragraf kisahan (narasi) adalah paragraf yang digunakan untuk menceriterakan suatu peristiwa secara kronologis.Contoh:
Pukul lima pagi adikku, Faisal, sudah bangun. Sesudah melipat selimut, ia menggosok gigi dan mencuci muka, lalu berolahraga sebentar terus mandi. Setelah berganti pakaian, adikku makan pagi. Seperti orang yang kelaparan, dalam sekejap mata jatah makan paginya disikat habis. Setelah itu, ia minta uang jajan dan minta diantarkan ke sekolah. Padahal, saya sendiri masih ingin bermalas-malas di tempat tidur.
 2 Paragraf Lukisan (Deskripsi) 
Paragraf lukisan (deskripsi) adalah paragraf yang digunakan untuk melukiskan keada-an suatu hal secara rinci.Contoh:
Yang disebut bajai itu sebenarnya tidak lebih dari sebuah sepeda motor yang beroda tiga. Satu roda di depan, dua roda di belakang. Di atas roda belakang itulah dipasang tempat duduk untuk penumpang.
 3 Paragraf Paparan (Eksposisi)
Paragraf paparan (eksposisi) adalah paragraf yang digunakan untuk memaparkan atau menguraikan suatu gagasan. Contoh:
Dalam karang-mengarang dituntut beberapa kemampuan, seperti kemam-puan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengem-bangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, kosakata, diksi, dan kalimat. Yang dimak-sudkan dengan kemampuan pengembangan adalah kemampuan menata paragraf dan kemampuan membedakan pokok bahasan dengan subpokok bahasan. Kemampuan membedakan pokok dan subpokok bahasan perlu diikuti dengan penyajian yang sis-tematis.
4 Paragraf Bahasan (Argumentasi)
Paragraf bahasan (argumentasi) adalah paragraf yang digunakan untuk menyam-paikan alasan dalam rangka memperkuat atau menolak suatu pendapat atau gagasan. 
Contoh: 
Kedisiplinan lalu lintas masyarakat di Yogyakarta cenderung menurun. Hal itu terbukti dengan bertambahnya jumlah pelanggaran yang tercatat di kepoli-sian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat tentang kedisi-plinan berlalu lintas perlu ditingkatkan.  
Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut.
1. Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Oleh Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan kebosanan pembaca.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan disusun secara logis.Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung. Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya. 


Tidak ada komentar: