Senin, 19 Desember 2016

Ritual Doa dalam Pandangan Al Qur’an dan As Sunnah

Oleh : Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al Hamd Hafidzahullahu Ta'ala
Adalah mustahil seorang insan merasa cukup tanpa doa!
Alangkah butuhnya seorang pemimpin akan doa, agar Allah Azza wa Jalla menolongnya berbuat adil terhadap rakyatnya kemudian mengokohkan wibanya.
Alangkah butuhnya seorang dai akan doa, agar Allah Azza wa Jalla memberikan taufik padanya tetap istiqomah di atas ilmu, kebenaran dan kesabaran serta umat menerima dakwahnya.
Alangkah butuhnya si sakit akan doanya, agar Allah Azza wa Jalla memberikan kesembuhan, menghilangkan penderitaan dan mengkaruniakan kesehatan kepadanya.
Alangkah butuhnya si ibu dan pendidik akan doa, agar Allah Azza wa Jalla menjadikan putra-putri dan anak didiknya menjadi anak yang shaleh serta sukses dunia akhiratnya.
Alangkah butuhnya seorang hamba akan doa, agar Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan taufik padanya beramal shaleh, berucap yang baik dan benar, mengampuni kesalahannya serta menyelamatkan dari fitnah hidup setelah kematiannya.
Alangkah butuhnya kita semua akan doa, agar Allah Azza wa Jalla menyurahkan rahmat, kasih sayang, ampunan, rizki, kelemahlembutan dan kebaikan-Nya pada kita.
Demikian dharuri kebutuhan ini sehingga setiap insane tak akan mampu dan taka akan tenang hidupnya tanpa belas kasih dan permohonan kebaikan pada Rabbnya. Setelah melalui upaya takwa, kita bertawakal pada-Nya mengarapkan terkabulnya dia-doa kita.
Kemudian kita ingat janji Allah Azza wa Jalla :وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Rabbmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagi Kalian.”
Dikutip dari buku :
“Ritual Doa dalam Pandangan Al Qur’an dan As Sunnah”, Penerbit Cahaya Tauhid Press, Malang.

Rabu, 30 November 2016

Mengenal Asal-usul Mangkuk Cap Ayam

https://ajisangguru.blogspot.co.id/?m=1
Bukan saja fenomenal, namun faktanya pernah juga mangkuk ini menjadi mangkuk terpopuler sejak zaman mbah-mbah kita masih muda (bahkan di rumah ibu mertua saya ada banyak mangkuk jenis ini, entahlah apa sebabnya), lebih-lebih ketika salah satu brand bumbu penyedap rasa pernah menjadikan mangkuk ini sebagai hadiah (sungguh marketing ala Indonesia).
Yang menjadi lebih fenomenal lagi ketika sempat melihat film lawas yang dibintangi Stephen Cow , Kungfu Hustle, di salah satu scane film ini mangkuk ini juga muncul.

Meskipun fenomenal, saya sendiri tidak sempat memperhatikan detil dengan saksama di setiap lekuknya, dan ternyata eh ternyata di pantat mangkuk ini kita bisa membaca sebuah tulisan kecil berwarna hitam yang bertuliskan made ini China.
Jika diperhatkan dengan saksama di mangkuk yang memiliki latar warna putih terdapat gambar ayam jantan berwarna hitam dengan jengger warna merah, serta gambar bunga lengkap dengan daunnya sekilas mirip dengan ayam khas yang populer di daerah Asia Tenggara, bukannya ayam khas Cina.
Namun faktanya justru mangkuk yang memiliki diameter atas = 16.5 cm, diameter bawah = 9 cm tinggi = 6 cm banyak diimpor dari negeri tirai bamboo.

Terlepas dari asal muasal sumber inspirasi gambar ayam pada mangkuk bakso mari sekilas kita lihat berbagai catatan arkeologi berkaitan dengan hewan ini.
Simbol ayam, menurut catatan telah lama digunakan bangsa Cina kuno, hal terbukti dengan ditemukannya peninggalan Dinasti Ming berusia ratusan tahun dengan gambar ayam (sumber cek youtube: Rekor Pelelangan Mangkuk Ayam Termahal di Dunia).
Dari sini kita bisa menduga asal muasal inspirasi magkuk ayam berasal dari bangsa cina. Meskipun demikian bebarapa penelitian mengatakan asal muasal nenek moyang ayam berasal dari Asia Tenggara, yakni negeri gajah putih. Negeri Gajah Putih dianggap sebagai asal muasal ayam.

Dan konon ayam hutan merah Gallus gallus ada di negeri Thailand pada tahun 8000 SM. Menyusul berikutnya pada tahun 5300 – 4300 SM, pada periode ini telihat adanya artefak atau fosil ayam di Negara cina.
Selanjutnya menyusul pada tahun 2500-3000 SM di ilembah Indus, India ayam juga dipelihara pada yang tergambar dari stempel kerajaan bergambar ayam pada masa Mahenjo – Daro).
Selain tiga temuan yang telah disebutkan temuan yang lebih muda usianya ditemukan juga di situs kuno raja-raja di makam Tur – anch amun (16-15 SM), menyusul juga di eropa pada tahun 481 SM, serta di Yunani pada tahun 409 (sumber cek Trubus Exo)

Terlepas dari asal muasal dari mana gambar ayam yang terdapat di mangkuk mi ayam dan bakso, di masa-masa sekarang ayam merupakan hewan ternak yang erat hubungannya dengan gizi anak Indonesia, maka dari itu marilah kita dukung upaya-upaya dari stakeholder untuk menstabilkan harga daging ayam dan juga pakan ayam di negeri ini (simpulan nggak yambung ya).
Semoga ke depannya peningkatan gizi anak Indonesia dapat di mulai dari ayam. Semoga pula perekonomian di era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) bisa stabil dan mendukung anak bangsa maju berkembang sehingga dengannya rejeki anak bangsa tidak dipatok ayam-ayam asing. Wallahu’alam.
https://ajisangguru.blogspot.co.id/?m=1

Sabtu, 26 November 2016

Teknik Menulis Puisi

Unsur Pembentuk Puisi
A. Struktur Fisik Puisi
   1. Diksi
   2. Bahasa Figuratif/ Majas
   3. Kata Kongrit
   4. Citraan/ Pengimajian
   5. Versifikasi (Rima dan Ritma)
   6. Wujud Visual (tata wajah) Puisi : pembaitan, pungtuasi, tipografi, enjabemen

B. Struktur Batin Puisi
   1. Tema
   2. Nada
   3. Suasana
   4. Amanat

Teknik Menulis Puisi
A. Teknik Meniru (Copy The Master)
B. Teknik Keinginan
C. Teknik Awali dari Mimpi
D. Teknik Mengibaratkan
E. Teknik Bersumber pada Alam
F. Teknik Menjelma Sesuatu
G Teknik Menuliskan Suara
H. Teknik Penggambaran
I. Teknik Narasi

Proses Kreatif Penulisan Puisi
A. Mencari Ide
B. Mengedepankan atau Merenungkan Ide
C. Penulisan
D. Editing dan Revisi

Daftar Pustaka : 
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Teknik Menulis Puisi : Panduan Menulis Puisi untuk Siswa,                            Mahasiswa, Guru dan Dosen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Selasa, 25 Oktober 2016

Amplop Merah Putih Biru





Di era lampau kehadiran surat begitu membumi. Sebelum hadirnya jaringan internet ketenaran media surat begitu lekat dengan masyarakat.  Sehingga di era itu muncullah istilah sahabat pena, yakni sahabat yang terjalin lewat jalinan hubungan surat menyurat.

Surat sangat erat dengan hadirnya amplop dan juga perangko, mereka ibarat sahabat erat, tugas amplop melindungi surat adalah isi hati dan perangko adalah alat perekat yang melazimkan perintah kepada kantor Pos untuk mengirimkan ke tempat tujuan.

Di tulisan ini sengaja saya membatasi  khususon masalah amplop. Ya, ada masalah yang muncul dari sebuah amplop! Masalah itu muncul ketika saya melihat tumpukan tugas anak di meja kerja saya, dan wow saya baru sadar ternyata amplop-ampop yang sering kita pakai kesemuanya bercorak bendera negara Prancis. Apa iya? Ya sih,


Untuk menjawab fakta tersebut mari kita simak perjalanan panjang amplop..


Sobat,….!!
Menurut buku The History of Envelopes karya Maynard H Benjamin, amplop pertama kali digunakan oleh bangsa Babilonia pada ABAD 20 SM. Saat itu pula fungsi amplop tidak seperti sekarang, amplop belum digunakan dalam dunia surat-menyurat, melainkan digunakan untuk menyimpan catatan dan dokumen-dokumen penting. Anehnya lagi di zaman itu amplop terbuat dari tanah liat dan ga bisa dilipat. Aneh juga ya?

Kemudian, menurut sejarah pula, amplop kertas baru dikenal pada tahun 1775. Saat itu dunia pos di Eropa dan Amerika menggunakan kertas yang dilipat untuk membungkus surat yang akan dikirimkan oleh warganya. Amplop dengan model seperti ini digunakan sampai sekitar tahun 1839.

Baru pada tahun 1840 Ratu Victoria mendorong adanya reformasi dalam dunia pos. Reformasi ini di pimpin oleh Rowland Hill, dan dari sinilah amplop modern dimulai. Pada tahun itulah pemerintah Inggris mengadakan kontes pembuatan amplop guna penyempurnaan kegiatan surat-menyurat. Sehingga munculah ide (1) Ongkos kirim surat harus terjangkau oleh publik. Ongkos kirim yang murah diharapkan akan semakin banyak orang berkirim surat, dan semakin banyak uang masuk ke kas pemerintah. (2) Untuk meningkatkan jumlah pengirim surat, tarif pos harus seragam, tanpa diperhitungkan jarak tempuh pengiriman surat. (3) Untuk menghindari berbagai masalah pengiriman, ongkos kirim harus dibayar di muka. Caranya dengan menempelkan secarik kertas kecil, namanya prangko.

Sobat,
Demikian sedikit ulasan sejarah amplop yang dirangkum dari berbagai sumber, namun pertanyaan mengenai asal usul warna merah, putih, dan biru belum juga terjawab.

Lalu, jikalau boleh menduga-duga mengenai asal usul warna surat yang beredar di Indonesia. Penulis berpendapat, bahwa warna-warna yang ada kemungkinan, tak lepas dari sejarah masa kolonial yang berlangsung lama. Dan bisa jadi pengaruh warna warna itu disebabkan pengaruh dari warna bendera Belanda atau Prancis (silakan cek sejarah penjajahan Prancis atas Belanda-Pada 1809, Republik Bataaf dihapus, dan kekuasaan Napoleon diberikan kepada saudaranya, Louis Napoleon, kemudian Louis Napoleon inilah yang mengangkat seorang tiran, bernama Herman Willem Daendels untuk memerintah di Nusantara menggantikan VOC yang bubar pada 31 Desember 1799.






Rabu, 16 Desember 2015

Kisah tentang Daun

Ini Kisah Tentang Daun
meliuk daun dibelai angin sungguh
selaksa hening menempuh
ditengah jengah kian jauh melangkah, itu meluruh
beku dingin lalu dan kejora mengedip sayu
melihat rembulan tenggelam tiada... terbayang..
sendiri termenung dilarut malam nan hening
hati sudah semakin menengadah oh ternyata mata... membasah
menanti munculnya sinar bersama sang fajar
tersenyum bundar
terdengar
jedar
jedar
jedar
lalu berlalulah menyingsing
berkuncuplah mawar mekar pagi itu
siratkanlah makna indah berseru
tetesan gutasi embun pun merepih
mengalir menyusuri urat daun
dan perlahan jiwa ini pun melangkah
tubuh pun mengiringi laju
gontai berjalan menuju cita dan asa
kini terik menyengat kulit yang coklat
siratkan manfaat dari jiwa yang hangat
memulailah dia bersama kicaunya
berucap basmallah sebagai pembuka dia berkarya
berharap Yang Maha Kuasa ridhoi jalannya

Senin, 14 Desember 2015

Cara Move On Menurut Islam

Cara Move On atau Lapang Dada Menurut Islam
Manusia diuji dan semua yakin tentang itu. Manusia akan mengalami dua situasi ketika dia diuji, yang pertama bisa jadi dia stress yang kedua  bisa jadi ia telah "Move On atau Lapang Dada". Move on atau lebih mar'ruf dengan lapang dada dalam bahasa indonesia memiliki beberapa pengertian. Berikut pengertian  pandang lapang menurut KKBI ONLINE

Pengertian dari "Move On atau Lapang Dada" adalah :
1/la·pang/ a 1 lebar (tentang ruangan, kamar, dan sebagainya); luas; 2 lega; senang: hatinya --; -- pikiran; 3 tidak sibuk; tidak repot; senggang: waktu --; saat --; 4 longgar; tidak sempit: baju anak perlu dibuat -- karena dia cepat besar;
-- dada 1 berasa lega (tidak sesak); 2 berasa senang; 3 tidak menjadi gusar; 
-- hati 1 merasa senang; merasa lega; 2 sabar; 
-- kira-kira lega hati; 
-- perut tidak pernah merasa kenyang; selalu ingin makan saja;

berlapang-lapang/ber·la·pang-la·pang/ a leluasa; bebas: kembalilah ke kampung, kau dapat hidup ~ di sana;duduk seorang bersempit-sempit, duduk bersama ~ , pb Mk dengan musyawarah atau secara gotong royong segala sesuatunya mudah dilaksanakan;

Dapat disimpulkan orang yang Move On atau Lapnag Dada, memiliki mentalitas menerima dan ridho atas segala sesuatu yang dia alami dengan  sabar dan ikhlas tanpa dia menyalahkan atau mencari kambing hitam dari musibah yang dia alami. Berikut tinjauan Islam agar seorang hamba yang beriman bisa "Move On atau Lapang Dada"

1. Tauhid

Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahumullah mengatakan, “Hal terbesar yang akan menjadikan dada lapang adalah ketauhidan. Berdasarkan kesempurnaannya, kekuatannya, dan bertambahnya, kelapangan dada akan mengalami yang serupa. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,

أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ ۚ

“Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk ( menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?” (az-Zumar: 22)

فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ

 “Barang siapa yang Allah kehendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah Subhanahuwata’ala kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (al-An’am 125)

Petunjuk dan tauhid adalah sebab yang paling besar bagi lapangnya dada, sebagaimana syirik dan kesesatan sebagai sebab terbesar dada menjadi sempit dan sulit.

2. Iman

Termasuk perkara yang akan menjadikan dada itu lapang adalah cahaya iman yang diletakkan oleh Allah Subhanahuwata’ala di dalam hati. Dengannya dada menjadi lapang, menjadikan hati selalu dalam kebahagiaan. Jika cahaya iman tersebut sirna, dadanya akan menjadi sempit dan sulit, berada dalam kungkungan yang paling sempit dan sulit. Seorang hamba akan mendapatkan kelapangan dada sesuai dengan bagian yang dia dapatkan dari cahaya tersebut, sebagaimana halnya cahaya yang bisa diraba serta kegelapan yang bisa di indra akan menjadikan dada lapang dan dada sempit.

3. Ilmu

Ilmu akan menjadikan dada lapang dan menjadikannya luas, bahkan melebihi luasnya dunia. Sementara itu, kejahilan akan mewariskan dada yang sempit, kerdil, dan tertutup. Di saat ilmu seorang hamba bertambah luas, maka bertambah lapang dadanya.

Tentu saja, hal ini tidak mencakup semua ilmu, tetapi hanya ilmu yang diwariskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ilmu yang bermanfaat. Pemilik ilmu yang bermanfaat adalah orang yang paling lapang dadanya, paling luas hatinya, paling baik akhlaknya, dan paling bagus kehidupannya.

4. Bertobat kepada Allah l

Bertobat kepada Allah Subhanahuwata’ala, mencintai- Nya setulus hati, memasrahkan diri kepada-Nya, dan bernikmat-nikmat beribadah kepada-Nya, akan menjadikan dada lapang. Sebagian mereka terkadang mengucapkan, “Jika saya di dalam surga dalam kondisi ini, niscaya saya berada dalam kehidupan yang baik.”

5. Cinta kepada Allah Subhanahuwata’ala 

Sungguh, cinta kepda Allah Subhanahuwata’ala memiliki pengaruh menakjubkan bagi lapangnya dada, baiknya jiwa, dan lezatnya hati. Tidak ada yang mengetahuinya selain orang yang bisa merasakannya. Saat cinta itu kuat dan keras, niscaya dada itu akan menjadi lapang dan luas. Tidaklah dada menjadi sempit kecuali tatkala melihat orang-orang yang telanjang dari semuanya ini. Memandang mereka akan menjadikan mata kita penuh kotoran dan bergaul dengan mereka menjadikan ruh kita panas.

Termasuk perkara besar yang akan menyebabkan dada sesak adalah berpaling dari Allah Subhanahuwata’ala, bergantungnya hati kepada selain Allah Subhanahuwata’ala, lalai dari menginga Allah Subhanahuwata’ala, dan mencintai selain Allah Subhanahuwata’ala. Barang siapa mencintai sesuatu selain Allah Subhanahuwata’ala, niscaya Allah Subhanahuwata’ala akan mengazabnya dengan sesuatu (selain Allah) tersebut, yang akibatnya hatinya terbelenggu dalam mencintai selain Allah Subhanahuwata’ala. Akhirnya, tidak ada orang yang paling celaka di muka bumi ini daripada dirinya, tidak ada yang paling tertutup akalnya, yang paling jelek kehidupannya, dan yang paling lelah hati daripada dirinya.

6. Zikir kepada Allah Subhanahuwata’ala

Zikir kepada Allah Subhanahuwata’ala dalam segala kondisi dan di setiap tempat. Maka dari itu, zikir itu memiliki pengaruh menakjubkan terhadap lapangnya dada dan nikmatnya hati. Tentunya, sikap lalai memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menyempitkan dada, terbelenggu dan tersiksanya.

7. Berbuat Baik kepada Makhluk

Berbuat baik kepada setiap makhluk dan memberikan manfaat kepada mereka dengan segala yang memungkinkan seperti dengan harta, kedudukan, dan yang bermanfaat untuk badan (jasmani), serta berbagai bentuk kebaikan lainnya. Seorang yang dermawan dan senang berbuat baik adalah orang yang paling lapang dadanya, yang paling baik jiwanya, dan yang paling tenteram hatinya.

Sementara itu, sifat bakhil yang tidak ada padanya kebaikan adalah orang yang paling sempit dadanya, paling jelek kehidupannya, serta yang paling besar keperihan dan kesedihan hidupnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mempermisalkan dalam riwayat yang sahih orang yang bakhil dan rajin bersedekah seperti halnya dua orang yang memiliki dua tameng besi.

Di saat orang yang gemar bersedekah mengeluarkan sedekahnya, maka melebarlah tameng itu dan meluas, hingga menutupi pakaian dan anggota badannya. Adapun apabila orang bakhil ingin bersedekah, tetaplah setiap lingkara  besi pada posisinya, tidak meluas. Demikianlah permisalan orang yang beriman dan gemar untuk bersedekah, lapang hatinya. Demikian pula pemisalan orang yang bakhil, sempit dadanya dan tersekap hatinya.

8. Keberanian

Seseorang yang memiliki jiwa pemberani akan memiliki dada yang lapang, luwes perangainya, dan terbuka hatinya. Sementara itu, seorang yang penakut berada dalam kondisi dada yang sempit dan yang paling kerdil hatinya. Dia tidak memiliki kebahagiaan, kesenangan, kelezatan, dan kenikmatan selain sebagaimana halnya binatang.

Oleh karena itu, kebahagiaan ruh, kelezatannya, kenikmatannya, dan kewibawaannya, menjadi sesuatu yang haram didapatkan orang yang memiliki sifat penakut, sebagaimana halnya terhalangi bagi orang yang bakhil, orang yang berpaling dari Allah Subhanahuwata’ala, lalai dari berzikir kepada-Nya, jahil tentang Allah Subhanahuwata’ala, nama-nama-Nya, sifat-sifat- Nya, dan tentang agama-Nya, serta menggantungkan hatinya kepada selain Allah Subhanahuwata’alal.

Semua bentuk kenikmatan ini akan menjadi kebun dari salah satu kebun surga di dalam kubur. Demikian halnya kesempitan dada dan kerdilnya hati akan berubah menjadi azab dan belenggu di dalam kubur. Keberadaan seseorang di alam kubur bagaikan keberadaan hati di dalam dada, akankah bernikmat atau mendapat siksaan, terbelenggu atau mendapatkan kemerdekaan? Tidak ada yang menjadi penghalang jika dada tersebut menjadi lapang, sebagaimana tidak ada yang akan menjadikan dada tersebut sempit, karena semuanya itu akan sirna dengan sirnanya sebab-sebabnya. Segala sifat yang akan menyentuh dan hinggap di dalam hati, maka itulah yang akan menjadikan dada tersebut lapang atau sempit. Inilah yang menjadi barometernya, wallahulmusta’an.”(Zadul Ma’ad 2/23)

Berani dan Berharap, Sebuah Pengorbanan dan Perjuangan

Berani dan berharap dalam hidup adalah dua senyawa yang jika bertemu dan berbaur, akan menjadi sebuah akhlak yang sangat terpuji. Sifat berani adalah sifat terpuji yang mengandung segala akhlak yang terpuji lainnya.

Keberanian adalah buah dari iman seseorang kepada Allah Subhanahuwata’ala. Terlebih jika dia mengimani adanya hari kebangkitan dan hari kiamat. Allah Subhanahuwata’ala telah memuji sifat berani di jalan-Nya sebagaimana dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari sahabat Abu Musa radhiyallahu anhu, ia berkata, “Dikatakan, ‘Ya Rasulullah, seseorang berperang dengankeberanian, berperang karena kebangsaan, berperang dengan landasanriya, siapakah diantara mereka Yang benar-benar berjuang di jalan Allah Subhanahuwata’ala?’

Beliau menjawab, “Barangsiapa berperang untuk menegakkan kalimat Allah Subhanahuwata’ala, sesungguhnya dialah yang berada di atas jalan Allah Subhanahuwata’ala.” Kesempurnaan sifat keberanian itu ada pada sifat al-hilm yang artinya sabar, tidak tergesa-gesa, cerdas, dan tangkas, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ وَإِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي

 “Bukanlah yang dinamakan kuat itu adalah orang yang bisa membanting lawan, tetapiyang dikatakan kuat adalah orang yang bisa menahan diritatkala marah.” (Majmu’ Fatawa 15/432)

Berharap adalah buah dari ilmu tentang sifat rahmat Allah Subhanahuwata’ala, seperti pengampunan, kelembutan, maaf, dan kebaikan. Berharap terhadap pahala yang ada di sisi-Nya termasuk amalan hati yang paling besar dan pendorong kepada ketaatan yang paling kuat. Kekuatan berharap di dalam hati tergantung pada kekuatan ilmu kita kepada Allah Subhanahuwata’ala dan sifat-sifat-Nya.

Ibnul Qayyim rahimahumullah berkata , “Kuatnya berharap itu tergantung pada kekuatan pengetahuan tentang Allah Subhanahuwata’ala, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta pengetahuan bahwa rahmat Allah Subhanahuwata’ala mengalahkan murka-Nya. Tanpa ruh berharap, niscaya akan lenyaplah ubudiyah hati dan anggota badan. Akan hancur pula tempat-tempat menyebut nama-nama Allah Subhanahuwata’ala.”

Berharap itu adalah sebuah ibadah yang tidak boleh lepas dari kehidupan seorang muslim, baik saat melakukan kebaikan maupun melakukan kejelekan. Saat dia melakukan kebaikan, dia berharap bahwa amalnya diterima, yang wajib atau yang sunnah. Adapun saat dia melakukan kejelekan, dia berharap diterima tobatnya dan dimaafkan kesalahan-kesalahannya. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Baqarah: 218)

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ

Katakanlah,“Hai hamba-hamba- Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Alah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (az-Zumar: 53)

Maksud ayat ini adalah bagi orang yang bertobat. Oleh karena itu, Allah Subhanahuwata’ala mengumumkan bagi orang yang berbuat dosa, apa pun perbuatan dosa tersebut. Artinya, Allah Subhanahuwata’ala akan mengampuni dengan taubat yang baik, bagi siapa pun yang berdosa atas dosa apa pun, dan ini khusus taubat sebagai sebab pengampunan. Sampai-sampai ulama berselisih pendapat dalam hal mana yang lebih utama antara dua orang yang berharap tersebut. Sebagian mereka mengatakan lebih utama berharapnya orang yang berbuat baik, karena kuatnya sebab-sebab berharap itu pada dirinya.

Sebagian lagi mengatakan yang lebih utama adalah berharapnya orang yang berbuat salah untuk bertobat karena berharapnya itu bersih dari amalan yang jelek dan selalu dibarengi melihat kesalahannya. Namun, yang tampak adalah keutamaan tersebut tidak ditinjau dari sisi berharap itu, tetapi keutamaan tersebut sangatlah tergantung pada apa yang terdapat di dalam hati pemiliknya yaitu sifat takwa di saat dia berharap. Barang siapa lebih bertakwa, tentu berharapnya lebih afdal, apakah di saat dia berbuat baik ataupun berbuat salah. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kalian.” (al-Hujurat: 13)

Dari penjelasan di atas, tampak jelas tentang berharap yang terpuji berupa bentuk berharapnya orang yang berbuat amalan agar amalnya diterima, atau berharapnya orang yang bertaubat agar taubatnya diterima. Adapun berharap yang kosong dari karya nyata (amal) dan terus dalam kemaksiatan lalu bersandar kepada pengampunan Allah Subhanahuwata’ala maka sikap ini adalah maghrur (tertipu) dan merasa aman dari azab Allah Subhanahuwata’ala.”

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

 “Apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (al- A’raf: 99)

Sebab, hukuman orang yang berbuat maksiat adalah istidraj (dibiarkan) atas kemaksiatannya, pada akhirnya dibinasakan setelahnya.” (Atsar al- Matsalul al-‘A’la hlm. 25)

Ilmu, Fondasi Akhlak yang Agung

Ibnu Qayyim rahimahumullah berkata , “Pengetahuan seorang hamba tentang keesaan Allah Subhanahuwata’ala dalam hal menolak mudarat, mendatangkan manfaat, memberi, tidak memberi, menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan akan membuahkan ubudiyah tawakal batiniah.

Konsekuensi tawakal dan buahbuahnya jelas sekali. Pengetahuan dia tentang Allah Maha Mendengar, Melihat, dan tentang ilmu Allah Subhanahuwata’ala yang tidak tersembunyi bagi-Nya sesuatu pun yang paling kecil, baik di langit maupun di bumi. Allah Subhanahuwata’ala mengetahui yang tersembunyi dan yang tampak. Allah l juga mengetahui mata yang berkhianat dan segala yang tersembunyi di dalam dada. Semua ini akan membuahkan terjaganya lisan, anggota badan, dan pikirannya dari segala yang tidak diridhai oleh Allah Subhanahuwata’ala.

Dia menjadikan semua anggota tubuhnya tergantung kepada apa yang dicintai oleh Allah Subhanahuwata’ala dan diridhai-Nya. Semua ini juga akan melahirkan rasa malu di dalam batin yang akan membuahkan sikap menjauhkan diri dari segala yang diharamkan dan segala yang jelek. Mengenal Allah l bahwa dia adalah Dzat yang Mahakaya, dermawan, mudah memberi, banyak kebaikannya, dan penyayang; akan melahirkan harapan yang luas lalu membuahkan segala bentuk ubudiyah lahiriah dan batiniah.

Semuanya tergantung pada pengetahuan dan ilmunya. Demikian pula pengetahuan seorang hamba tentang keagungan Allah Subhanahuwata’ala, kemuliaan-Nya akan membuahkan ketundukan, ketenteraman, dan kecintaan yang akan melahirkan segala bentuk pengabdian lahiriah kepada Allah l dan itulah konsekuensinya.

Demikian pula tatkala berilmu tentang kesempurnaan dan keindahan, serta ketinggian sifatsifat- Nya akan melahirkan kecintaan yang khusus dalam semua bentuk ubudiyah. Oleh karena itu, semua bentuk pengabdian akan kembali kepada namanama dan sifat-sifat Allah l. Semua bentuk peribadahan terikat dengan semua di atas sebagaimana terikatnya ciptaan dengan-Nya.

Di alam ini, seluruh ciptaan dan perintah Allah Subhanahuwata’ala adalah konsekuensi dari nama-nama dan sifatsifat- Nya. Allah Subhanahuwata’ala tidak akan menjadi mulia karena ketaatan mereka dan tidak akan hina karena kemaksiatan mereka. Renungilah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam Shahih al-Bukhari, yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam riwayatkan dari Rabbnya,

يَا عِبَادِي، إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّونِي

 “Hai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak mampu berbuat mudarat terhadap-Ku hingga mencelakai- Ku. Kalian juga tidak dapat berbuat kemanfaatan bagi-Ku hingga memberiku manfaat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkannya setelahnya,

يَا عِبَادِي، إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَاأَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ

“Hai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan dimalam hari dan sianghari, sementara Aku adalah pengampundosa, maka minta ampunlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian.”

Ini mengandung makna bahwa apa yang diperbuat oleh Allah Subhanahuwata’ala terhadap mereka dalam hal mengampuni kesalahankesalahan mereka, dikabulkannya permintaan mereka, dan dilepaskannya mereka dari segala bentuk malapetaka, tidak berarti Allah mengambil manfaat darimereka.(Madarijus Salikin 2/90)

Koreksilah Berharapmu dan Perbaruilah Cintamu

Berharap itu sumbernya adalah menyaksikan janji-janji Allah l dan berbaik sangka kepada Allah Subhanahuwata’ala, serta menyaksikan segala apa yang dipersiapkan oleh Allah l bagi orang yang mengutamakan Allah l, Rasulullah n, dan negeri akhirat. Berharap menjadikan petunjuk sebagai hakim terhadap hawa nafsunya, dan wahyu atas ra’yu-nya (pendapatnya), sunnah atas bid’ah, dan menjadikan hakim segala apa yang telah dilalui oleh para sahabat atas adat istiadat yang berlaku.

Sementara itu, cinta itu sumbernya adalah menyaksikan nama-nama Allah Subhanahuwata’ala dan sifat-sifat-Nya sebagaimana menyaksikan segala nikmat dan pemberian-Nya. Apabila mengingat dosa-dosanya, ia berbalut rasa takut; apabila mengingat rahmat Allah Subhanahuwata’ala, luas pengampuan, dan maaf-Nya, dia berbalut rasa berharap; dan apabila mengingat keindahan dan keagungan Allah l, kesempurnaan-Nya, kebaikan dan nikmat-Nya, ia akan berbalut rasa cinta.

Oleh karena itu, hendaklah setiap hamba menimbang imannya dengan tiga hal ini (takut, berharap, dan cinta) agar dia mengetahui kadar iman yang dimilikinya. Sesungguhnya, hati itu terfitrah dengan Ramah Lingkungan cinta kepada keindahan dan cinta kepada Pemberi Keindahan, dan Allah Subhanahuwata’ala adalah Dzat Yang Mahaindah, keindahan yang sempurna dari segala sisi.

 Indah pada Dzat-Nya, indah pada sifat-Nya, indah pada perbuatan-perbuatan-Nya, dan indah pada nama-nama-Nya. Jika berkumpul keindahan seluruh makhluk pada seseorang lalu dibandingkan dengan keindahan Allah l, perbandingannya lebih lemah daripada pancaran cahaya lentera yang paling lemah di hadapan pancaran sinar matahari. (Madarijus Salikin 3/288)

Sifat berharap yang penuh kejujuran memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan seorang muslim. Berharap akan membangkitkan dan mendorong untuk bertobat dengan benar, mendorong untuk beramal saleh berharap keberuntungan dengan surga Allah Subhanahuwata’ala, melihat-Nya, dan mendengar pembicaraan-Nya. Berharap yang jujur akan menjaga akidah seorang muslim dari bergantung kepada makhluk mengharapkan keberkahan dari mereka, atau syafaat, atau jalan keluar dari malapetaka. Oleh karena itu, pada kehidupan seorang muslim yang jujur, Anda tidak menjumpai penampilan-penampilan syirik dalam harapan, seperti mencari berkah melalui kedudukan para nabi, dengan para wali, dan melalui kuburan-kuburan mereka; atau mencari berkah di sumber mata air, gua, atau tempat sejenisnya.

Sebab, seorang muslim mengetahui dengan keyakinan yang benar bahwa Allah Subhanahuwata’ala adalah Dzat yang tunggal dalam hal mendatangkan manfaat dan menolak mudarat. Dia mengimani bahwa Allah Subhanahuwata’ala adalah satu-satunya Dzat tempat menggantungkan harapan segala yang dicita-citakannya berupa kebaikan dunia dan akhirat. (Atsaral-Matsalulal-A’la hlm. 25)

Rabu, 02 Desember 2015

Efek Samping Debat Kusir


Sobat, di media media sosial seringkali  kita melihat orang berdebat dalam masalah yang pada asalnya tidak perlu diperdebatkan, bukannya masalah tersebut kurang penting, namun lebih karena memang jika debat dilanjutkan tak akan menemui jalan temu alias deadlock.

Deadlock bisa terjadi karena kacamata yang digunakan oleh para pendebat memang berbeda. Ketika kacamata berbeda tentu saja cara pandangpun berbeda, kecuali adanya suatu kesepakatan bagaimana menempuh jalan yang dapat mempersamakan persepsi.  Jadi, jangan sampai ketika seseorang melihat dengan kacamata cembung bisa disamakan dengan orang yang memandang dengan kacamata cekung.
Selain perbedaan kacamata debat juga kurang berfaidah dikarenakan hampir mayoritas pendebat memiliki pola pikir mengedepankan hawa nafsu, bukan mencari kebenaran. Artinya sebenar dan sejujur  apapun argumentasi yang diberikan lawan tak akan membuat tergerak hati menuju kebenaran.

Sobat, perdebatan yang berkepanjangan ternyata bermula dari niatan. Niatan manusia tentunya berbeda. Ada manusia yang memiliki niatan bersih menyuarakan kebenaran (lillahi ta’ala) ketika menyampaikan argumen. Ada manusia dengan niatan politik. Ada pula manusia dengan niatan mencari jeneng “nama” dan jenang “harta”. Maka dari sinilah factor bermula mengapa setiap terjadi perdebatan, seringkali terjadi deadlock.  Seperti kata peribahasa “dalam laut dapat diukur dalamnya hati siapa sangka” artinya tak ada yang dapat membaca setiap isi hati dan niatan manusia.

Sedikit gambaran saja ketika ada persoalan yang berhubungan dengan agama, maka kembalikan sudut pandangnya pada sudut pandang agama. Sedikit contoh saja: saat membahas masalah jilbab, maka arahkan argumentasi dengan dalil-dalil nash kitab suci, jangan dengan dalil hukum adat, sosbud, hukum KUHP, atau apalah..sebab hal macam ini mustahil akan bertemu ujung pangkalnya.

 Sebagai ending jika debat (baca: diskusi) kalian ingin menghasilkan ujung yang berbunga, maka:
1. Jujurlah, jangan tolak kebenaran hanya karena fanatisme sempit;
2. Tetapkan standar yang sama/ tetapkan acuan kebenaran pada satu sudut pandang; 
3. Hindari debat ala kusir kuda ( ku usir ku depak lawan karena nafsu semata) 

Sebagai tambahan informasi, simak sobat akibat-akibat buruk debat : 
1. Kebenaran atau al haq menjadi terkaburkan akibat, kerancuan berpikir yang barhasil dihembuskan lawan debat. “HEMMM” 
2. Debat menyebabkan jantung berdebar-debar, andrenalin sangat terpacu saat mencoba mencari dan menyerang kelemahan dari argumen lawan. Aliran darah terasa melaju kencang ke kepala. Bisa dibayangkan jika ini dialami oleh penderita tekanan darah tinggi, bisa-bisa kena stroke, bukan? “WOW 1”
3. Debat menyebabkan sulit tidur/Insomnia. Meskipun perdebatan telah usai, tapi biasanya detail perdebatan tersebut terus berkecamuk di dalam kepala. Dan gawatnya ini sering terbawa hingga waktu tidur. “WOW 2”
4. Debat menyebabkan stress!! Kalah dalam berdebat akan memberikan efek stress bagi orang yang mengalaminya. Begitu juga bagi pihak yang menang dalam perdebatan. Karena seringnya pemenang debat masih terus mencari kekurangan pihak lain meskipun telah 'menang'. “WOW 3” Demikain sedikit opini yang dapat di share semoga bermanfaat,….Wallahu’alam “Al haq akan tetap menjadi al haq walau pun banyak orang mendebatnya.

Dari Abdus Shamad bin Ma’qil ia berkata, saya mendengar Wahb mengatakan :
“Tinggalkanlah percekcokan dan perdebatan dalam urusanmu karena sesungguhnya kamu tidak mungkin melemahkan salah satu dari dua lawanmu, yaitu seseorang yang lebih alim darimu, maka bagaimana mungkin kamu membantah dan mendebat orang yang lebih alim dari dia, maka apakah pantas kamu membantah dan mendebat orang yang jelas lebih alim dari kamu? Dan seseorang yang kamu lebih alim dari dia maka apakah pantas kamu membantah dan mendebat orang yang lebi bodoh dari kamu? Sedangkan ia tidak akan mentaati kamu, maka putuslah yang demikian atasmu (Asy Syari’ah hal: 64) 

Sabtu, 28 November 2015

Download E-Book Islami Ahlus Sunnah waljama’ah

Download Kitab At Tauhid, Download Ushulu Tsalasah, Download Al Jrumiyyah, Download Durushul Lughoh al Arabiyah, Download Panduan Tajwid, Download Shahih Bukhori, Download Shahih Adabul Mufrod Imam Bukhori, Download Kisah Ulama Salaf, Download E-book Panduan Nikah Sesuai Sunnah dan download pula puluhan e-book Islami lainnya.


BELAJAR TAUHID
(download) Tiga Landasan Utama (Ushulu Tsalasah)
(download) Kitab At Tauhid
(download) Jalan Tauhid Syaikh Jamil Zainu 

MANHAJ
(download) Manhaj Ahlus Sunnah Dalam Mengkritik (PDF) – Asy Syaikh Rabi’

ETIKA  DALAM  ISLAM
(download) Bimbingan untuk Masyarakat Muslim 
(download) Etika Kehidupan Muslim
(download) Permata Nasihat Ulama Salaf 
(download) Sehari di Kediaman Rasulullah 
(download) Sunnah dalam Menyikapi Penguasa 

PELAJARAN BAHASA ARAB
(download) Al  Jrumiyyah in Chart Form 
(download) Al Jrumiyyah Matan
(download) Al  Jrumiyyah Terjemahan 
(download) Belajar Bahasa Arab
(download) Panduan Durusul Lughoh al Arabiyah 1
(download) Panduan Durusul Lughoh al Arabiyah 2
(download) Panduan Durusul Lughoh al Arabiyah 3
(download) Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab
(download) Pelajaran Bahasa Arab 
(download) Panduan Tajwid 

HADIST
(download) Atlas ahadeeth 
(download) Biografi Para Ulama Ahlul Hadist
(download) Hadist Arbain Nawawi 
(download) Shahih Adabul Mufrod Imam Bukhori 
(download) Shahih Bukhori

FIQIH
(download) Panduan Nikah Sesuai Sunnah
(download) Tabel Ringkasan Zakat
(download) Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban

KISAH
(download) Kisah Mualaf Dunia 
(download) Kisah Ashabul Ukhdud (pembuat parit)

DO’A
(download) Kumpulan Do’a dalam Hisnul Muslim
(download) Audio Kumpulan Do’a

HIKMAH
(download) Kumpulan Mutiara Hikmah Ucapan Salaful Ummah

HUKUM ISBAL
(download) Hukum Isbal (menggenakan pakaian,celana,sarung; melewati mata kaki)

KEUTAMAAN ISLAM (TERJAMAHAN KITAB FADHLUL ISLAM)
(download) Kitab Fadhlul Islam (Keutamaan Agama Islam)

Insyaa Allah E-book yang lain menyusul